Rabu, 03 Februari 2016

KEPUNAHAN LONTAR JAWA



Di era moderen dan serba canggih ini, banyak sekali ditemukan budaya yang terancam punah dan telah dinyatakan punah. Hal ini karena masyarakat sudah tidak lagi peduli dengan budaya leluhur mereka dan beralih ke budaya barat yang dinilai lebih gaul dan keren. Hal ini membuat saya merasa miris dengan hal seperti ini. 
Salah satu budaya yang terancam punah dan mungkin sudah punah karena tidak pernah saya lihat atau dengar kabar beritanya di internet, Tv, dan media lainnya adalah lontar jawa. Mungkin di antara kita banyak yang pernah mendengar atau melihat sendiri bentuk dari lontar jawa, namun pernahkah kalian dengar tentang usaha pelestarian lontar di tanah jawa. Kalau saya terus terang belum pernah mendengarnya. Saya hanya membayangkan kalau ada orang asing yang lebih menguasai lontar, alangkah malunya negeri ini kalau sampai bangsa lain lebih menguasai budaya kita.
Saya sudah sejak lama ingin membangkitkan kembali budaya lontar Jawa yang sudah lenyap tak tahu
di mana lagi orang yang mampu menulis lontar. Namun, kendala saya sangat banyak, dari tidak punya pohonlontar, tidak ada yang mengajari caranya, dana yang tidak ada. Ke dinas terkaitpun mungkin hasilnya sama saja. Menurut teman saya yang bekerja di sebuah dinas, mereka panya penyedia sarana, jadi kalau mau minta yang seperti itu banyak hal yang harus dilakukan, dari membuat paguyuban, keberadaan pelestari atau guru besar, dll. Nah, sebesar apapun keinginan saya, karena tidak ada semua itu, maka saya terpaksa hanya bisa gigit jari.
Kalau anda kira saya menyerah hanya karena hal itu, anda salah. Saya akan terus berjuang melestarikan budaya jawa sampai tubuh saya tak mampu digerakkan lagi. Latar belakang saya yang bukan seniman atau budayawan membuat banyak pihak meremehkan saya, namun semua itu tidak akan menyurutkan tekat bulat saya. Lalu, permasalahannya adalah apakah ada cara untuk mengatasinya? Kalau menurut saya pasti ada.
Beberapa hari yang lalu ada orang berkewarganegaraan MALAYSIA keturunan JAWA yang sangat tertarik belajar budaya leluhurnya. Kecintaannya terhadap budaya jawa mendorong dia untuk pergi ke tanah Jawa. Katanya, dia akan berbicara kepada paguyuban Jawa Malaysia agar bisa mengundang saya  ke Malaysia atau bisa studi banding di Jawa. Tentu saja saya menyambut gembira hal ini, karena ini adalah hal yang sudah sejak lama saya nantikan. Tidak peduli dari mana asalnya, asalkan dia ingin belajar budaya jawa, pasti akan saya ajarkan. Kebetulan sekarang dia sedang tertarik juga dengan baju adat jawa yang sekarang sedang saya galakkan ini, namun nantinya saya juaga akan mengarahkan ke budaya jawa lainnya termasuk lontar jawa.
Semoga saja lekas terwujud. Ketika banyak yang melestarikan budaya jawa, maka saat itulah nama jawa akan terangkat.

MATUR SEMBAH NUWUN

3 komentar: