Senin, 29 Desember 2014

NAMA-NAMA UDHENG JAWA


Di antara para pembaca pasti sudah tahu tentang udheng dan filosofinya, nah kali ini saya akan member tahu nama dari udheng tersebut. Namun, saya tidak akan member tahu semuanya dikarenakan keterbatasan data. Namun untuk melengkapi artikel mengenai udheng jawa, saya akan terus mencari data guna melengkapi data saya. Baiklah, langsung saja kita mulai.
1.      Tutup liwet
Karena udheng ini berbentuk seperti bungkus liwet, maka udheng ini diberi nama udheng tutup liwet. Udheng tutup liwet, memiliki ciri yang cukup menonjol dibanding udheng lainnya, yaitu di bagian sisi kanan dan kiri atas terdapat tanduk. Di bagian tengah depan ada segi tiga kecil yang mengarah ke kening. Agar lebih jelas, silakan lihat gambar di bawah ini.


2.      Jingkengan
Bentuk udheng ini murip blangkon dan memiliki mondholan atau tonjolan di bagian belakang. Mondholan ini sebenarnya adalah rambut yang digelung atau diikat di belakang kepala.

3.      Jeplakan
Model udheng jeplakan adalah udheng yang cukup mudah dikenali dan cukup sering dipakai oleh orang jawa di Surabaya. Ciri khas udheng ini adalah segi tiga di bagian belakang yang menjulang ke atas.

4.      Kemplengan
Sekilas, udheng jeplakan dan kemplengan sangat mirip dan susah sekali dibendakan karena perbedaannya sangatlah kecil. Perbedaan udheng tersebut adalah jika ikatan bagian belakang jeplakan tidak mengarah ke atas, maka ikatan belakang udheng kemplengan  mengarah ke atas. Agar lebih jelas silakan lihat gambar

            Baiklah, sekian dulu. Semoga informasi yang saya berikan berguna.
            MATUR SEMBAH NUWUN

Kamis, 25 Desember 2014

PAKAIAN ADAT JAWA YANG TERLUPAKAN


Mungkin kalian pernah melihat pakaian adat jawa di berbagai acara kebudayaan. Namun, pertanyaan yang muncul di kepala saya saat melihatnya adalah “apakah benar pakaian adat jawa cuma itu saja?”. Saat saya melihat pakaian adat melayu Malaysia pada acara panahan tradisional melayu, saya melihat orang melayu memiliki banyak jenis pakaian adat yang mungkin dikumpulkan dari berbagai zaman dan daerah. Karena saya sangat penasaran, saya terus mencoba bertanya pada orang-orang yang mengerti tentang pakaian adat jawa.
Setelah sekian lama mencari, saya menemukan fakta yang mengejutkan yang mungkin banyak orang dan bahkan Dinas Kebudayaanpun tidak tahu hal ini. Jadi, pada kesempatan kali ini, saya ingin menyampaikan informasi tentang pakaian adat zaman dulu yang bisa dibilang sebenarya sudah punah, namun saya angkat lagi agar masyarakat dapat teringat kembali dengan pakaian adat jawa yang terlupakan ini. Untuk mempersingkat waktu, kita langsung saja.
Saat saya bercengkrama dengan salah satu orang di desa karang kates yang bisa dibilang umurnya cukup tua dan dulunya adalah orang yang selalu memakai pakaian adat, saya menemukan fakta unik yaitu dulu ada 2 pakaian adat selain pakaian jawa timuran sang sering dipakai masyarakat jawa timur, namun yang punya sangat sedikit dan hanya orang-orang yang berasal jawa tengah atau jogja saja yang memilikinya. Berikut ini adalah penjelasannya:
  1. Klambi kerongan (baju kerongan)
Baju ini memiliki kancing di tengah mirip seperti baju lurik jogjaatau jawa tengah, namun berwarna hitampolos. Pada bagian punggung belakang sangat pendek dan sering kali bagian punggung bawah terlihat walaupun sedang berdiri. Bagian depan mengerucut atau membentuk segi tiga. Bagian belakang dibuat pendek karena sering kali dibuat untuk membawa keris.


  1. Klambi takwa (baju takwa)
Bentuk pakaian ini hamper sama dengan klambi kerongan, namun bagian
belakang agak panjang sedikit. Perbedaan paling mencolok adalah pakaian ini hanya memiliki 2 buah kancing yang terdapat di dada bagian kanan dan kiri. Mungkin banyak yang bertanya, “kalau hanya ada 2 buah kancing, bagaimana jika ada angin, bukankah bagian perut akan terbuaka?”. Jawaban untuk pertanyaan itu gampang saja “itu adalah hal yang wajar di zaman itu”.
 


Jadi, perbedan keduanya adalah hanya pada kancing yang pada gambar di atas diberi warna merah dan panjang baju, baju kerong lebih pendek dan sering kali pinggang si pengguna terlihat, namun pada baju takwa lebih panjang.

Mungkin kalian masih bingung apa perbedaan pakaian beskab dari jawa tengah, lurik, kerong, dan klambi takwa. Sebenarnya pakaian lurik dan beskab adalah penggabungan daru kedua pakaian adat yang saya jelaskan tadi karena beskab dan lurik sudah memiliki 2 jenis kancing, yaitu kancing yang di tengah dan di dada kanan dan kiri, sedangkan pada pakaian takwa hanya punya kancing di dada kanan dan kiri dan kerong hanya memiliki kancing di tengah. Agar lebih paham silakan lihat gambar di bawah ini. Maaf kalau gambar say jelek.

Klambi Lurik
Klambi Takwa
Klambi Kerongan


Semoga informasi yang saya berikan berguna bagi kalian semua.

MATUR SEMBAH NUWUN

Minggu, 21 Desember 2014

SIAPA SEBENARNYA WAROG?


Warog……mungkin kata ini sudah tidak asing lagi bagi pecinta budaya, khususnya budaya jawa. Namun, pernahkah kita bertanya, siapa sebenarnya warog itu?.................Hari ini saya ingin berbagi pengetahuan tentang warog yang saya dapat dari orang dari Gunung Kawi. Baiklah, untuk mempersingkat waktu langsung saja kita bahas.

Warog merupakan orang berkasta ksatriya yang memiliki ilmu lebih tinggi dari orang biasa. Karena ilmunya, warog banyak menjabat sebagai prajuri, pejabat, atau petinggi di suatu daerah, namun kadang ada juga yang menjadi rakyat jelata tapi kebanyakan menjadi panglima perang atau pejabat pemerintahan.
Hal yang mengejutkan lagi adalah walaupun bertampang seram, berjenggot, namun warog sebenarnya masih keturunan raja. Lalu kenapa tidak ada yang menjadi raja? Sebenarnya, banyak dari warog yang menjadi raja, namun tidak semua dikarenakan jumlah warog sangat banyak dan mustahil setiap warog menjadi raja.
Pakaian yang dikenakan warog hampir sama dengan yang dikenakan oleh warog pada pertunjukan reog ponorogo, yaitu memakai baju berwarna hitam seperti orang Madura, celana yang dipakai ada yang celana kolor dan ada pula celana unjuk-unjuk seperto orang Madura dan memakai sabuk kulit seperti orang madura. Yang membedakannya adalah warna kaus yang dipakai bukan merah putih, melainkan hanya berwarna putih.
Udheng atau iket yang dipakai warog adalah berwarna hitam dengan motif batik berwarna putih. Maaf jika informasinya hanya sedikit.
MATUR SEMBAH NUWUN

Sabtu, 20 Desember 2014

PERKEMBANGAN PAKAIAN ADAT JAWA TIMURAN


Kalau sebelumnya saya sering sekali membahas tentang udheng, kali ini kita akan membahas baju dan clana adat jawa timuran, khususnya di daerah Malang. Seperti yang kita tahu, sesuatu berkembang seiring perkembangan zaman. Hal ini, dikarenakan teknologi semakin berkembang dikarenakan manusia semakin pintar dan cerdas. Hal ini juga berlaku pada pakaian adat. Pakaian adat ternyata juga mengalami perkembangan sesuai zamannya. Baiklah, untuk mempersingkat waktu langsung saja kita bahas.
Pada awalnya pakaian adat orang  jawa di Jawa Timur, memiliki warna hitam atau bisa dikatakan warna yang aling sering dipakai adalah hitam. Warna hitam dipilih karena melambangkan kebijaksanaan. Jadi, warna hitam  adalah simbol dari tanah. Menurut orang jawa, orang yang paling bijaksana adalah orang yang dekat dengan tanah atau mendekati kematian. Yang dimaksud disini bukanlah orang yang sedang sakit keras, namun orang yang dianggap bijaksana adalah orang yang paling tua. Oleh karena itu, orang yang selalu dimintai pendapat adalah sesepuh desa atau orang yang paling tua di suatu desa atau tempat.
Warna lain yang dipakai adalah putih yang memiliki makna kesucian dan kuning atau oranye yang sering dipakai di daerah malang yang memiliki makna kedewasaan. Hal yang ingin saya tekankan di sini adalah setiap warna memiliki makna tersendiri.
Hal berikutnya yang ingin saya bahas di sini adalah masalah kerah. Pakaian adat jawa timur ada yang berkerah dan ada yang tidak. Kemudian, jumlah saku ada 3, di atas kiri dan di samping bawah kanan dan kiri. Ketiga saku ini, pada awalnya tanpa tutup, hal ini mungkin dikarenakan di zaman itu belum banyak copet. Pada zaman tersebut, ada yang memakai kerah dan ada yang tidak, tidak seperti zaman sekarang yang semuanya berkerah.
BAJU ADAT KHAS MALANG-BAJU ADAT JAWA TIMUR
Selanjutnya, kita bahas bagian bawah. Yang pertama adalah celana. Warna celana yang dipakai sama seperti warna baju, yaitu hitam, putih, dan oranye atau kuning. Celana pada zaman dulu tidak sepanjang sekarang, namun hanya sepanjang celana ¾ atau sepanjang betis. Hal yang sangat mengejutkan ketika saya ke gunung kawi dan bertanya pada orang-orang di sana adalah celana zaman culu memiliki belahan di bagian samping pada kaki kanan dan kiri. Jadi jumlah belahan ada 4 buah, di kaki kanan, terletak pada samping kanan dan kiri kaki kanan dari lutut hingga bawah atau betis. Belahan pada bagian kiri juga sama seperti bagian kanan. Belahan ini, dibuat agar saat duduk atau menekuk kaki lebih enah.
Pada perkembangannya, pakaian adat jawa timuran mengelami perkembangan. Baju yang pada awalnya ada yang berkerah dan ada yang tidak, sekarang hamper atau bahkan semuanya berkerah, mungkin agar terlihat lebih resmi. Kantung samping yang dulunya tanpa penutup, sekarang semuanya memiliki penutup. Celana yang dulunya sepenjang betis dan memiliki belahan pada samping, sekarang sepanjang mata kaki dan tidak memiliki belahan.
BAJU ADAT KHAS MALANG-BAJU ADAT JAWA TIMUR
MATUR SEMBAH NUWUN