Sabtu, 20 Desember 2014

PERKEMBANGAN PAKAIAN ADAT JAWA TIMURAN


Kalau sebelumnya saya sering sekali membahas tentang udheng, kali ini kita akan membahas baju dan clana adat jawa timuran, khususnya di daerah Malang. Seperti yang kita tahu, sesuatu berkembang seiring perkembangan zaman. Hal ini, dikarenakan teknologi semakin berkembang dikarenakan manusia semakin pintar dan cerdas. Hal ini juga berlaku pada pakaian adat. Pakaian adat ternyata juga mengalami perkembangan sesuai zamannya. Baiklah, untuk mempersingkat waktu langsung saja kita bahas.
Pada awalnya pakaian adat orang  jawa di Jawa Timur, memiliki warna hitam atau bisa dikatakan warna yang aling sering dipakai adalah hitam. Warna hitam dipilih karena melambangkan kebijaksanaan. Jadi, warna hitam  adalah simbol dari tanah. Menurut orang jawa, orang yang paling bijaksana adalah orang yang dekat dengan tanah atau mendekati kematian. Yang dimaksud disini bukanlah orang yang sedang sakit keras, namun orang yang dianggap bijaksana adalah orang yang paling tua. Oleh karena itu, orang yang selalu dimintai pendapat adalah sesepuh desa atau orang yang paling tua di suatu desa atau tempat.
Warna lain yang dipakai adalah putih yang memiliki makna kesucian dan kuning atau oranye yang sering dipakai di daerah malang yang memiliki makna kedewasaan. Hal yang ingin saya tekankan di sini adalah setiap warna memiliki makna tersendiri.
Hal berikutnya yang ingin saya bahas di sini adalah masalah kerah. Pakaian adat jawa timur ada yang berkerah dan ada yang tidak. Kemudian, jumlah saku ada 3, di atas kiri dan di samping bawah kanan dan kiri. Ketiga saku ini, pada awalnya tanpa tutup, hal ini mungkin dikarenakan di zaman itu belum banyak copet. Pada zaman tersebut, ada yang memakai kerah dan ada yang tidak, tidak seperti zaman sekarang yang semuanya berkerah.
BAJU ADAT KHAS MALANG-BAJU ADAT JAWA TIMUR
Selanjutnya, kita bahas bagian bawah. Yang pertama adalah celana. Warna celana yang dipakai sama seperti warna baju, yaitu hitam, putih, dan oranye atau kuning. Celana pada zaman dulu tidak sepanjang sekarang, namun hanya sepanjang celana ¾ atau sepanjang betis. Hal yang sangat mengejutkan ketika saya ke gunung kawi dan bertanya pada orang-orang di sana adalah celana zaman culu memiliki belahan di bagian samping pada kaki kanan dan kiri. Jadi jumlah belahan ada 4 buah, di kaki kanan, terletak pada samping kanan dan kiri kaki kanan dari lutut hingga bawah atau betis. Belahan pada bagian kiri juga sama seperti bagian kanan. Belahan ini, dibuat agar saat duduk atau menekuk kaki lebih enah.
Pada perkembangannya, pakaian adat jawa timuran mengelami perkembangan. Baju yang pada awalnya ada yang berkerah dan ada yang tidak, sekarang hamper atau bahkan semuanya berkerah, mungkin agar terlihat lebih resmi. Kantung samping yang dulunya tanpa penutup, sekarang semuanya memiliki penutup. Celana yang dulunya sepenjang betis dan memiliki belahan pada samping, sekarang sepanjang mata kaki dan tidak memiliki belahan.
BAJU ADAT KHAS MALANG-BAJU ADAT JAWA TIMUR
MATUR SEMBAH NUWUN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar