Di era moderen dan serba canggih ini, banyak sekali ditemukan
budaya yang terancam punah dan telah dinyatakan punah. Hal ini karena
masyarakat sudah tidak lagi peduli dengan budaya leluhur mereka dan beralih ke
budaya barat yang dinilai lebih gaul dan keren. Hal ini membuat saya merasa
miris dengan hal seperti ini.
Salah satu budaya yang terancam punah dan mungkin sudah punah
karena tidak pernah saya lihat atau dengar kabar beritanya di internet, Tv, dan
media lainnya adalah lontar jawa. Mungkin di antara kita banyak yang pernah
mendengar atau melihat sendiri bentuk dari lontar jawa, namun pernahkah kalian
dengar tentang usaha pelestarian lontar di tanah jawa. Kalau saya terus terang
belum pernah mendengarnya. Saya hanya membayangkan kalau ada orang asing yang
lebih menguasai lontar, alangkah malunya negeri ini kalau sampai bangsa lain
lebih menguasai budaya kita.
di mana lagi orang yang mampu menulis
lontar. Namun, kendala saya sangat banyak, dari tidak punya pohonlontar, tidak
ada yang mengajari caranya, dana yang tidak ada. Ke dinas terkaitpun mungkin
hasilnya sama saja. Menurut teman saya yang bekerja di sebuah dinas, mereka
panya penyedia sarana, jadi kalau mau minta yang seperti itu banyak hal yang
harus dilakukan, dari membuat paguyuban, keberadaan pelestari atau guru besar,
dll. Nah, sebesar apapun keinginan saya, karena tidak ada semua itu, maka saya
terpaksa hanya bisa gigit jari.
Kalau anda kira saya menyerah hanya karena hal itu, anda
salah. Saya akan terus berjuang melestarikan budaya jawa sampai tubuh saya tak
mampu digerakkan lagi. Latar belakang saya yang bukan seniman atau budayawan
membuat banyak pihak meremehkan saya, namun semua itu tidak akan menyurutkan
tekat bulat saya. Lalu, permasalahannya adalah apakah ada cara untuk
mengatasinya? Kalau menurut saya pasti ada.
Beberapa hari yang lalu ada orang berkewarganegaraan MALAYSIA
keturunan JAWA yang sangat tertarik belajar budaya leluhurnya. Kecintaannya
terhadap budaya jawa mendorong dia untuk pergi ke tanah Jawa. Katanya, dia akan
berbicara kepada paguyuban Jawa Malaysia agar bisa mengundang saya ke Malaysia atau bisa studi banding di Jawa.
Tentu saja saya menyambut gembira hal ini, karena ini adalah hal yang sudah
sejak lama saya nantikan. Tidak peduli dari mana asalnya, asalkan dia ingin
belajar budaya jawa, pasti akan saya ajarkan. Kebetulan sekarang dia sedang
tertarik juga dengan baju adat jawa yang sekarang sedang saya galakkan ini, namun
nantinya saya juaga akan mengarahkan ke budaya jawa lainnya termasuk lontar
jawa.
Semoga saja lekas terwujud. Ketika banyak yang melestarikan
budaya jawa, maka saat itulah nama jawa akan terangkat.
MATUR SEMBAH NUWUN
Kula nuwun panêmbahan.
BalasHapusNggih
HapusNggih
Hapus