Kita pasti banyak yang tahu tentang udeng. Namun udeng yang kita tahu pastilah hanya audheng bali saja. Itupun hanyalah udeng yang mederen saja yang mana cara memakainya tinggal dipakai seperti halnya topi. Namun tahukah kita tentang udeng tradisional yang cara memakainya diikatkan di kepala dan terbuat dari sepotong kain sepanjang 1x1 meter.

Di suku jawa kalau kita lihat
dengan seksama maka mungkin hampir bahkan mungkin tidak ada yang masih
melestarikan udeng. Bahkan mereka banyak yang tidak tahu bedanya udeng jawa dan
blangkon. Mereka banyak yang salah menyebut udeng dengan blangkon. Bahkan
banyak juga yang benar-benar tidak tahu bahwa orang jawa punya udeng seperti
halnya orang bali. Di kampusku tidak ada yang tahu tentang udeng bahkan temanku
yang dari Balipun tidak tahu tentang udeng jawa. Mereka selalu menyebut udeng
yang aku pakai dengan ”kerudung”, “topi”, “blangkon” dan banyak juga yang tidak
tahu namanya.

Bicara
soal perebutan budaya oleh Malaysia banyak di antara kita yang tidak tahu
tentang komunitas jawa di Malaysia. Mungkin kita berfikir bahwa kebudayaan jawa
direbut oleh Malaysia. Tapi salahkah jika orang jawa di Malaysia mengambil
kebudayaan leluhurnya yang telah diwariskan turun temurun. Mereka orng jawa
kita jawa, di Suriname juga ada jawa. Harusnya kita tidak boleh mengabaikan
orang jawa yang ada di negara lain karena mereka juga orang jawa. Bukankah
sekali jawa tetap jawa selamanya.
Semoga setelah membaca artikel
ini kita sadar bahwa kebudayaan merupakan identitas yang harus dijaga oleh suku
atau bangsa itu sendiri karena budaya adalah identitas suatu bangsa.
MATUR SEMBAH NUWUN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar