Di zaman yang moderen ini banyak sekali orang Indonesia yang
tidak tahu apa pakaian adat sukunya. Temanku ada yang berasal dari Kalimantan barat. Dia adalah orang melayu
tulen. Kalau sedang berbicara bahasa daerah bicaranya seperti orang malaysia.
Namun sayangnya ketika aku tanya “apa nama pakaian adat kamu?“ dia bilang dia
tidak tahu apa nama pakaian adatnya. Setelah itu aku juga bertanya “apa
perbedaan pakaian adat kamu dengan yang lain?bentuknya seperti apa sih?“. Dia
juga tidak tahu tapi dulu dia pokoknya pernah pakai.
Mungkin banyak dari kita yang
tahu pakaian adat jawa. Tapi tahukah kita apa nama pakaian adat jawa. Apa
perbedaan pakaian adat jawa untuk bangsawan dan untuk rakyat biasa. Mungkin ini
terdengar sepele namun alangkah anehnya jika kita sebagai orang jawa tidak tahu
pakaian adat sendiri. Mungkin banyak dari kita yang pernah memakai pakaian adat
saat acara atau prosesi adat. Namun masalahnya adalah pakaian yang sering atau
bahkan yang selalu kita pakai saat ada acara itu adalah atau bahkan hanyalah
pakaian adat kerajaan. Jadi intinya kita tidak pernah tahu pakaian adat untuk
rakyat biasa.
Sebenarnya nama pakaian adat
jawa adalah beskab untuk laki-laki dan kebayak untuk perempuan. Untuk rakyat
biasa bagian kepala memakai udheng atau iket (ikat kepala) bagian atas memakai
beskab yang mana bentuknya berbeda-beda tergantung daerahnya dan yang bawah
memakai clana. Perempuan memakai kebaya pada bagian atasnya dan bagian bawah
memakai jarik yang mana pada bagian perut diikatkan centhing yang fungsinya
mirip sabuk dan biasanya panjangnya 3-4 m.
Zaman sekarang banyak anak muda yang mungkin tahu bentuk pakaian adat.
Namun apakah mereka mengetahui cara memakai dan tahu detail pakaian adatnya.
Misalnya saja udheng yang terbuat dari sepotong kain sepanjang 1mx1m yang
kelihatannya sepele dan mudah cara pemakaiannya, namun kalau tidak dilatih maka
akan lupa. Meskipun sekarang sudah ada udeng yang langsung jadi, tapi kalau
semua pakai yang langsung jadi dan tidak diajari yang manual apakah mereka masih
bisa membuat udheng. Inilah yang harus kita pikirkan bersama. Haruskah kita
biarkan budaya kita hilang.
MATUR SEMBAH NUWUN
MATUR SEMBAH NUWUN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar