APA PERBEDAAN UDHENG DAN BLANGKON?
Pada awalnya, blangkon tidak ada, yang ada hanyalah
udheng. Udheng adalah ikat kepala orang jawa yang berukuran 100 cm x 100 cm
atau 105 cm x 105 cm. Udheng berasal dari daerah jawa, tepatnya JAWA TIMUR.
Udheng dikenakan dengan cara diikatkan dikepala dengan membuat bentuk tertentu
yang memiliki makna yang mendalam sesuai daerah atau strata sosial dari si
pemakai. Bentuk, udheng jawa ada 100 bentuk lebih, namun sekarang sudah hamper
punah karena tidak ada yang berminat lagi.
Setelah belanda datang ke Indonesia, mereka
memperkenalkan teknik cetak topi kepada orang Jawa. Setelah menguasainya, maka
ilmu tersebut diterapkan pada ikat kepala jawa (udheng). Setelah itu, udheng
yang dulunya diikatkan, dicetak seperti topi agar lebih mudah untuk dipakai. Kemudian muncullah istilah blanco yang diambil dari
bahasa belanda yang berarti cetak.
*Kesimpulan:
1. Blangkon
adalah bentuk cetak dari udheng.
2. Udheng
terbuat dari kain segi 4 atau segi 3 yang kemudian diikatkan di kepala,
sedangkan blangkon dipakai seperti memakai topi.
3.
UDHENG
Udheng dibuat dari selembar kain yang kemudian
diikatkan di kepala sehingga membentuk bentuk tertentu.
BLANGKON
Bila
sudah dalam bentuk jadi,maka disebut blangkon.
Blangkon Khas Sunda
|
Blangkon Khas Surabaya
|
Blangkon Khas Banyuwangi
|
Blangkon Khas Ponorogo
|
Apa
perbedaan udheng dan iket?
UDHENG/IKET
1. UDHENG:
Berasal dari kata udheng yang berarti paham atau mudheng.
2. IKET:
Iket berasal dari kata iket atau ikat yang bermakna mengikat hawa nafsu yang
berpusat di kepala.
Udheng dan iket merujuk pada benda
yang sama. Berikut ini adalah bentuk-bentuk dari udheng atau iket:
Udheng khas Malang dinamakan udheng
kemplengan. Berikut ini adalah keterangan mengenai udheng kemplengan tersebut:
KEMPLENGAN
FILOSOFI
*Gunungan:
Udeng khas Malang - Udeng Kemplengan
|
*Jeprakan:
Jeprakan pada sisi kanan dan kiri memiliki tinggi
yang sama, melambangkan keseimbangan pada hidup yang berarti kita harus adil
atau seimbang dalam melakukan sesuatu.
*Puteran:
Pada bagian depan, udheng diputar, ini melambangkan
keterkaitan pada hal-hal yang berkebalikan itu tidak bisa dipisahkan, misalnya:
siang-malam, baik-buruk, tua-muda, dll.
*Tali
wangsul:
Udeng khas Malang - Udeng Kemplengan
|
Berikut ini adalah tutorial udheng
kemplengan khas Malang:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar