Kalau sebelumnya saya sering sekali membahas tentang udheng, kali ini kita
akan membahas baju dan clana adat jawa timuran, khususnya di daerah Malang.
Seperti yang kita tahu, sesuatu berkembang seiring perkembangan zaman. Hal ini,
dikarenakan teknologi semakin berkembang dikarenakan manusia semakin pintar dan
cerdas. Hal ini juga berlaku pada pakaian adat. Pakaian adat ternyata juga
mengalami perkembangan sesuai zamannya. Baiklah, untuk mempersingkat waktu langsung
saja kita bahas.
Pada awalnya pakaian adat orang jawa
di Jawa Timur, memiliki warna hitam atau bisa dikatakan warna yang aling sering
dipakai adalah hitam. Warna hitam dipilih karena melambangkan kebijaksanaan.
Jadi, warna hitam adalah simbol dari
tanah. Menurut orang jawa, orang yang paling bijaksana adalah orang yang dekat
dengan tanah atau mendekati kematian. Yang dimaksud disini bukanlah orang yang
sedang sakit keras, namun orang yang dianggap bijaksana adalah orang yang
paling tua. Oleh karena itu, orang yang selalu dimintai pendapat adalah sesepuh
desa atau orang yang paling tua di suatu desa atau tempat.
Warna lain yang dipakai adalah putih yang memiliki makna kesucian dan
kuning atau oranye yang sering dipakai di daerah malang yang memiliki makna
kedewasaan. Hal yang ingin saya tekankan di sini adalah setiap warna memiliki
makna tersendiri.
Hal berikutnya yang ingin saya bahas di sini adalah masalah kerah. Pakaian adat jawa timur ada yang berkerah dan ada yang tidak. Kemudian,
jumlah saku ada 3, di atas kiri dan di samping bawah kanan dan kiri. Ketiga
saku ini, pada awalnya tanpa tutup, hal ini mungkin dikarenakan di zaman itu
belum banyak copet. Pada zaman tersebut, ada yang memakai kerah dan ada yang
tidak, tidak seperti zaman sekarang yang semuanya berkerah.
BAJU ADAT KHAS MALANG-BAJU ADAT JAWA TIMUR
|
Selanjutnya,
kita bahas bagian bawah. Yang pertama adalah celana. Warna celana yang dipakai
sama seperti warna baju, yaitu hitam, putih, dan oranye atau kuning. Celana
pada zaman dulu tidak sepanjang sekarang, namun hanya sepanjang celana ¾ atau
sepanjang betis. Hal yang sangat mengejutkan ketika saya ke gunung kawi dan
bertanya pada orang-orang di sana adalah celana zaman culu memiliki belahan di
bagian samping pada kaki kanan dan kiri. Jadi jumlah belahan ada 4 buah, di
kaki kanan, terletak pada samping kanan dan kiri kaki kanan dari lutut hingga
bawah atau betis. Belahan pada bagian kiri juga sama seperti bagian kanan.
Belahan ini, dibuat agar saat duduk atau menekuk kaki lebih enah.
Pada perkembangannya,
pakaian adat jawa timuran mengelami perkembangan. Baju yang pada awalnya ada
yang berkerah dan ada yang tidak, sekarang hamper atau bahkan semuanya
berkerah, mungkin agar terlihat lebih resmi. Kantung samping yang dulunya tanpa
penutup, sekarang semuanya memiliki penutup. Celana yang dulunya sepenjang
betis dan memiliki belahan pada samping, sekarang sepanjang mata kaki dan tidak
memiliki belahan.
BAJU ADAT KHAS MALANG-BAJU ADAT JAWA TIMUR |
MATUR SEMBAH
NUWUN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar