Kita pasti
sering melihat promosi budaya di berbagai acara yang bertemakan budaya. Promosi
ini bertujuan untuk mengenalkan budaya daerah atau suku atau bahkan Negara
tertentu. Umumnya, dalam promosi
ditampilkan tarian, makanan, dan bahkan baju adat daerah. Kepada orang dari
luar daerah atau luar negeri agar tertarik dengan budaya daerah tersebut.
Di zaman yang
modern ini, banyak sekali teknik dari promosi kebudayaan yang dilakukan
negara-negara di dunia. Mulai dari memasukkan unsur budaya daerah ke dalam
budaya modern, mengadakan lomba bertemakan budaya, memasukkan cerita bertemakan
budaya ke dalam film, memasukkan unsur budaya ke dalam game. Promosi-promosi
tersebut, tentu berdampak positif ke dalam budaya yang dipromosikan. Seperti
meningkatnya jumlah pembelajar bahasa atau budaya negara tersebut yang membuat
jumlah kedatangan turis meningkat dan sektorbudayapun laris manis diserbu
pengunjung asing dan membuat mata uang negara tersebutpun menguat.
Hal-hal
tersebut pernah dirasakan oleh beberapa Negara di Asia yaitu jepang dan Korea
yang mana budayanya mendadak tersohor berkat film atau dramanya yang dinilai
masyarakat sangat bagus. Sebagai contoh adalah banyak anak-anak yang berbondong
belajar bahasa jepang dan membeli aksesoris yang bertemakan jepang. Bahkan ada
juga yang menabung demi bisa melihat konser idola mereka atau hanya sekedar
berkunjung ke Negeri sakura demi memuaskan rasa penasarannya. Kemudian ada juga
anak-anak muda penggemar K-POP yang sekarang sedang rajin belajar bahasa
koreaatau bahkan mengikuti tarian boy band atau girl band idola mereka dari
Negeri ginseng tersebut.
Penulispun sempat
ikut terbawa oleh suasana demam K-POP dan J-POP yang terjadi di Nusantara dan
bisa dibilang penulis melihat hanya budaya Negara jepang dan korealah yang
paling keren dan budaya. Namun, saat masuk kuliah dan masuk jurusan S1 Sastra
Jepang ada sebuah titik balik yang terjadi. Di saat semua orang jepang dengan
bangga mempromosikan budayanya mulai dari bahasa, tarian, nyanyian, sampai bela
dirinya, penulis tak mampu menunjukkan satupun budaya di Tanah Nusantara ini.
Saat itulah ada
pemikiran untuk mempromosikan budaya. Namun masalah muncul karena tak ada
satupun budaya yang dikuasai. Saat itulah muncul pemikiran unyuk mempromosikan
budaya yang praktis dan orang yang tak mengerti budayapun bisa menguasainya
dengan cepat, sehingga budaya ini tak hanya dilakukan oleh orang yang yang
promosi, namun orang lain yang menjadi sasaran promosipun bisa juga mengusainya
dengan mudah tanpa harus melalui proses belajar yang sangat membosankan. Jadi,
sasaran promosipun bisa dengan cepat mempromosikan kepaka teman-teman di daerah
atau bahkan negaranya. Kemudian, budaya tersebut haruslah busa dibawa kemanapun
agar semua yang pergi ke luar daerah atau luar negeripin tak keberatan untuk
membawanya karena sangat ringan dan tak membebani tas. Yang ketiga, Budaya
tersebut haruslah dapat dengan mudah terlihat kapanpun dan dimanapun. Dasar
pemikirannya adalah daya ingat manusia sangatlah pendek, karena itu jika
promosinya hanya dalam acara tertentu, maka rawan lupa, apalagi jika yang
dijadikan target promosi adalah orang dari luar negeri yang sama sekali tak
mengenal atau bahkan tak ada ketertarikan terhadap budaya Nusantara.
Saat itu,
muncul pemikiran bahwa budaya yang dipromosikan haruslah sesuatu yang memenuhi
aspek berikut:
1. Mudah Dipelajari : mudah
dipelajari oleh orang yang bahkan tak punya dasar atau
ketertarikan terhadap budaya
2. Ringan :
mudah dibawa kemanapun tanpa membebani tas saat dibawa ke
tempat lain
3. Mudah Terlihat : dapat
terlihat kapanpun dan dimanapun
Setelah berfikir
lama akhirnya penulis menemukan budaya yang sangat memenuhi kriteria tersebut.
Budaya tersebut adalah pakaian adat. Mungkin banyak yang berfikir pakaian adat
membebani tas, dipakainya hanya di acara-acara tertentu, dan kurang modis. Jika
anda berfikir demikian, mari kita ubah cara pandang tersebut. Untuk itu,
penulis akan menjelaskan cara pikir menurut versi penulis.
Pakaian adat
adalah sesuatu dipakai setiap hari, dibawa kemana-mana,dan jika kita setiap
hari menggunakan pakaian adat dengan penuh kebanggaan, maka beban tas yang
harusnya untuk membawa pakaian moderen dan pakaian adat, bisa dipakai untuk
membawa pakaian adat. Jika kita memakaianya setiap hari, apa lagi jika banyak
yang memakainya, maka orang-orang dari luar daerah bahkan dari luar negeri akan
tertarik dengan budaya, khususnya pakaian adat kita.
Intinya adalah
kita kembali ke cara nenek moyang kita yang setiap hari memakai pakaian adat
sehingga budaya kita dapat terlihat setiap hari sehingga orang luar daerah atau
luar negeripun dapat langsung teringat karena mereka setiap hari melihatnya.
Baiklah, sekian darisaya, semoga bermanfaat.
Pesan: JANGAN PERNAH MALU MEMAKAI PAKAIANADAT
KITA
MATUR SEMBAH NUWUN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar