Jumat, 19 Desember 2014

APAKAH UDHENG BERMOTIF BATIK MALANGAN BENAR-BENAR ADA?


Kalau sebelumnya kita membahas atau menjelaskan udheng jawa beserta filosofi yang terkandung di dalamnya, hari ini kita akan mengajak para pembaca untuk berfikir, memberi pendapat, dan  mengoreksi jika ada yang salah. Tema kali ini mungkin sedikit rumit, sulit, dan bahkan menantang untuk dibahas. Baiklah, kali ini kita akan mengoreksi kembali tentang motif udheng malangan yang sering dipromosikan.
Pertama-tama saya ingin membahas tentang motif udheng malangan. Seperti yang kita tahu bahwa udheng memiliki banyak motif, setiap motif memiliki makna tersendiri, ditambah lagi motif batik yang ada pada udheng juga bisa mengidentifikasi atau menjadi ciri khas suatu suku atau asal daerah. Seperti baduy luar yang berwarna biru dan baduy dalam putih.
Pada zaman sekarang, setiap daerah baik kota atau desa menonjolkan motif udheng khas daerahnya yang tentunya berbeda dari daerah lain. Sepertimotif madura yang identik dengan warna merah. Hal ini dimaksudkan agar daerah tersuebut lebih populer dikarenakan memiliki ciri yang mencolok jika dibandingkan dengan daerah lain.
Salah satu jenis udheng yang terkenal adalah udheng jawa timuran yang memiliki bentuk seperti blangkon namun bagian depan memiliki tonjolan. Di daerah malang, juga terdpat udheng serupa, namun memiliki motif yang khas yang disebut batik malangan dengan warna dominan oranye atau kuning. Udheng dengan motif ini diangkat karena cuma malanglah yang memiliki motif  batik tersebut.
Hal yang ingin saya bahas kali ini adalah “apakah udheng bermotif malangan benar benar ada?“. Hal ini menjadi masalah karena saya tidak pernah melihat UDHENG TRADISIONAL BERMOTIF MALANGAN (BUKAN MODEREN) yang berumur cukup tua yang bisa menjadi acuan bahwa benda tersebut benar-benar ada. Hal yang mungkin membuat saya ragu lainnya adalah keterangan dari orang-orang adat atau orang-orang yang dulunya pernah memakai udheng TRADISIONAL (BUKAN MODEREN) yang menyatakan bahwa mereka belum pernah melihat udheng dengan motif batik malangan. Lantas, dari mana asal udheng bermotif (bukan bentuk) malangan? Padahal, menurut mereka motif udheng bermacam-macam dan mereka tidak pernah melihat udheng (bukan motif jarik) bermotif malangan, lalu kenapa yang diangkat menjadi ciri khas malang adalah udheng bermotif malangan yang mungkin bukan motif mayoritas di daerah Malang.
Jika motif udheng tersebut bukan mayoritas, kenapa kita tudak mengangkat bentuknya (bukan motif) saja sebagai identitas orang malang. Di sini saya tidak pernah bilang bahwa udheng bermotif malangan tidak pernah ada, namun saya hanya bilang bahwa saya tidak pernah melihat udheng tradisional bermotif malangan yang berumur cukup tua, dan lagi menurut saksi orang adat yang pernah hidup di zaman dulu, mengaku tidak pernah melihat udheng bermotif malangan.
Jika di antara pembaca ada yang memiliki udheng (tradisional) bermotif malangan, silakan tag foto atau menghubungi saya sebagai tambahan informasi, karena selain sumber yang saya pakai terbatas, bukti-bukti sejarah yang saya punya atau di lingkungan saya sudah banyak yang hilang.
MATUR SEMBAH NUWUN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar